Saturday, February 24, 2007

Guru JADUL*


Saat Ujian Nasional tahun 2001 Saya mengawas dengan seorang sahabat ... sambil mengawas saya mengerjakan sesuatu sehubungan dengan rencana seminar beberapa minggu setelah itu, Sahabat Saya bertanya ”Sedang sibuk apa Pak Dedi?” ... Saya katakan tentang persiapan seminar masalah psikologi ... ”Anda mau ikut?” ... dia katakan mau ... tapi setelah tahu ada biaya keikutsertaan ... dia urung, ... ”Wah, kalo guru ikut seminar biasanya dibayar, ...” Saya tak banyak bicara lagi ... melanjutkan kerja ...

Ah ... kenapa Saya ini ... ?

Ada sebuah artikel di Kompas beberapa hari yang lalu mengungkap usaha satu sekolah dasar yang berusaha memberi pengalaman belajar teknologi informasi kepada anak didiknya ... untuk memenuhi kebutuhan peralatan, para guru harus mengumpulkan dana pribadi secara patungan membeli beberapa unit komputer ...

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan menyiapkan anak didik untuk memasuki dunia kerja ... komputer menjadi mutlak sebagai sumber belajar maupun alat yang harus dikuasai untuk bekerja setelah lulus ... sayangnya, tak sedikit guru SMK yang enggan untuk belajar komputer atau menggunakan komputer sebagai media belajar ... jika gurunya tak berminat, bagaimana yang bersangkutan akan mendorong anak didiknya untuk menguasai teknologi informasi.

Ah ... kenapa Saya ini ... ?

Alasan mereka beragam, diantaranya; matanya tak kuat lagi menatap monitor, hampir pensiun, tak bisa bahasa Inggris, di rumah tak punya komputer, takut rusak, tak ada waktu, ..., dan masih banyak lagi.

Tapi ada kejadian lucu ... suatu kali kami mengadakan pelatihan untuk komputerisasi nilai, kepada yang hadir diberikan USB flash disk untuk menyimpan data hasil latihan ... anehnya teman yang tak datang latihan meminta fasilitas USB, ha ha ha ... jika ketidakhadiran mereka karena halangan yang jelas dan dikomunikasikan kepada panitia itu patut dihargai ... tapi jika ketidakhadirannya diduga karena kurang minat ... apakah flash disk nya hanya jadi mainan?

Ada keluhan lain ... file nya kena virus!! ... sehingga pekerjaan terkendala ... padahal antara komputer dan virus sepereti manusia dan flu ... adakah diantara kita yang kebal?

Ah ... kenapa Saya ini ... ?

Mengenang masa-masa sekolah ... sejak SD hingga Perguruan Tinggi kita terbiasa dituntun, dicekoki, melakukan hal-hal yang biasa, rutinitas ... jarang sekali kita didorong untuk mencoba hal-hal yang baru ... sayangnya pola itu tetap kita berlakukan walau dalam posisi sebagai pendidik ... pekerjaan hanya rutinitas ... bahkan metode mangajar tak berubah sejak pertama jadi guru ... lebih parah lagi materi yang diajarkanpun ajeg ... improvisasi, pengembangan, pengayaan jadi barang tabu ... jaman dulu alasannya mungkin bisa dibenarkan, gaji guru minim ... sekarang tak bisa lagi ... guru di Jakarta terima penghasilan yang tak kecil, makanya banyak perusahaan asuransi, bank, kartu kredit dan sales-sales produk lain yang membidik guru-guru Jakarta ... tak sedikit kini yang bermobil ke sekolah ... hand phone pun berganti model dalam hitungan bulan ... walau harga komputer makin turun, kebutuhan terasa belum memanggil.

Pemda DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan berupaya meningkatkan kualitas tenaga kependidikan dengan mengadakan berbagai seminar, pelatihan, dll ... tapi respon guru sering kearah ... ”Berapa transport kami perhari, ... ?”. Astagfirullah ... Saya berusaha empati dan mengerti ... banyak faktor yang sebabkan hal itu terjadi ...

Ah ... kenapa Saya ini ... ?

Coba amati, anak-anak yang bersekolah di SMK adalah kelompok rakyat kelas ekonomi menengah ke bawah yang amat sangat berharap setelah lulus mereka bisa bekerja ... betapa bahagianya saya menerima SMS atau bertemu dengan alumni yang sudah bekerja ... apapun pekerjaan mereka ...

Silahkan masuki ruang-ruang kelas SMK di kota anda ... nuansa nya cenderung sama dengan ruang kelas SMA .. SMP ... bahkan SD ... apalagi jika SMK itu tak memiliki sarana praktek yang memadai ... bagaimana bisa mengantarkan siswa nya untuk bekerja???

Ah ... kenapa Saya ini ... ?

Tapi Saya tak boleh skeptis ... ada banyak guru yang menyadari perannya ... mereka terus berupaya kembangkan kualitas diri dan inovasi dalam mengajar ... keep fight ...

*) Jadul = Jaman Dulu

Labels:

5 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Pak Dedi,
ternyata banyak guru yang ga mau rugi kalau ditugaskan mencari ilmu.
Mungkin krn sdh dibiasakan dibayar atau sdh menganggapnya sbg tugas sekolah.
Tp sy sejalan dg Bpk, Saya malah nahan diri ga beli ini itu, part time job subuh sampe malem, buat ikut seminar2 se-Jepang demi sebuah kata `berguru` (^o~)
Hehehe...memang ilmu itu harus didatangi dan dicari, bukan mendatangi kita

10:20 AM  
Anonymous Anonymous said...

iyah, harusnya gurunya, dapat fasilitas apdet, apdet dan apdet

8:31 PM  
Blogger DEDI DWITAGAMA said...

#Murni: Anda mungkin udah berada dalam fase MEYAKINI BAHWA ALLAH ITU ADA ... bekerja dan belajar aja terus ... Allah akan alirkan rejeki ari tempat yang tak diduga ... kaya'nya semua kitab mengungkap itu ... thx

#Raf: Saya sependapat dg Anda ... apdet, apdet, apdet ... dan buka wawasan guru bahwa ada dunia lain, kehidupan lain diluar kelas, diluar materi yang diajarkan ... ada hal lain yang harus direspon ... thx

7:24 AM  
Anonymous Anonymous said...

Pak, merubah mental yang sudah berurat berakar jauh lebih sulit dari memperbaiki komputer yang rusak misalnya, maka dibutuhkan kesabaran dan kebesaran hati ...... keep fight, do the best if on your opinion is right.

3:34 PM  
Blogger DEDI DWITAGAMA said...

Thx sir ... I'll do my best

8:31 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home